Salah satu pandangan mengatakan bahwa
metode ilmiah atau
proses ilmiah merupakan proses ke
ilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan
pengamatan serta membentuk
hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena
alam.
Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan
eksperimen. Jika suatu
hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu
teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
- Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
- Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
- Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
- Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek
investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi
sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti.
Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi)
dan pengamatan;
pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan
pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti
laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti
bintang atau
populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti
termometer,
spektroskop, atau
voltmeter, dan kemajuan suatu
bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam
tabel, digambarkan dalam bentuk
grafik, atau di
petakan, dan diproses dengan perhitungan
statistika seperti
korelasi dan
regresi.
Perlu diingat bahwa catatan di atas adalah gambaran pengertian metode ilmiah menurut satu perspektif yang cenderung sangat dipengaruhi oleh aliran filsafat positivisme August Comte.
Semoga bermanfaat.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
No comments:
Post a Comment