Sunday, November 27, 2011

Cara Menggunakan Teknik Catatan Lapangan dalam Penelitian Kualitatif

Dalam mengumpulkan data di lapangan peneliti berusaha memperoleh data
yang terinci tentang segala sesuatu yang dirasa perlu berkenaan dengan
fokus penelitian kita.
• Apa saja yang kita amati yang kita anggap bertalian dengan masalah
penelitian dapat kita jadikan data, apalagi pada taraf permulaan karena
belum kita ketahui data manakah yang sesungguhnya relevan.
• Ada kemungkinan data yang semula tampaknya tidak penting, kemudian
dapat menjadi sangat relevan.
• Tak semua dapat kita perhatikan dan ada pula yang luput dari pengamatan
kita.
• Latar belakang kita turut menentukan apa yang kita amati dan tidak amati.
• Dalam pengamatan kita dengan sadar atau tidak, selalu mengadakan
seleksi.
• Demikian pula halnya dengan apa yang kita catat.
• Tidak semua yang kita amati akan kita catat.
• Juga dalam membuat catatan kita selektif, lebih selektif dari
pengamatan.
• Pengamatan kita tidak seperti kamera atau video tape recorder.
Karena apa yang kita catat sangat terbatas, maka banyak yang
perlu kita ingat untuk melengkapi catatan kita sewaktu membuat
laporan lapangan.
• Apabilakah penelitian mulai membuat catatan?
• Segera setelah ia memasuki lapangan ia sudah dapat mulai
mengadakan catatan, bahkan sebelumnya pun ia sudah dapat
melakukannya, misalnya mengenai persiapannya, perasaannya,
harapannya, pandangannya terhadap dirinya sebagai "human
instrument".
• Pembuatan catatan ini berlangsung terus sampai penelitian
berakhir.
APA YANG DICATAT???
• Catatan terdiri atas dua bagian, yakni (1) deskripsi yaitu tentang apa yang
sesungguhnya kita amati, yang benar-benar terjadi menurut apa yang kita
lihat, dengar atau amati dengan alatdria kita, dan (2) komentar, tafsiran,
refleksi, pemikiran atau pandangan kita tentang apa yang kita amati itu.
• Deskripsi ialah uraian objektif tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut
apa yang kita lihat dan dengar, tanpa diwarnai oleh pandangan atau tafsiran
kita.
• Misalnya kita lihat siswa menguap, ia berusaha agar ia tidak tertidur,
dicobanya agar matanya tetap terbuka, ia menggeliatkan badannya, melirik
ke arah guru, meluncurkan badannya sehingga sandaran bangku berfungsi
sebagai bantal.
• Kita usahakan agar deskripsi bersifat faktual, apa yang sesungguhnya
terjadi menurut apa yang kita lihat terjadi.
• Bila kita katakan bahwa siswa itu malas, tidak
berminat terhadap pelajaran, maka yang kita
katakan itu bersifat tafsiran atau komentar.
• Dikatakan bahwa kita memberi label kepada
kejadian itu.
• Kita beri label atau cap "malas" kepada siswa
itu.
• Tafsiran bukan fakta karena helum tentu benar.
Mungkin siswa itu bukan malas melainkan sakit
atau tidak tidur semalam suntuk karena menjaga
ibunya yang sakit keras atau ia harus bekerja
sebelum bersekolah.
• Itu sebabnya harus kita pisahkan deskripsi dari komentar
dalam catatan kita.
• Komentar dapat memberi dorongan untuk menyelidiki
kemudian keadaan yang sebenarnya.
• Dalam kenyataan sebenarnya tiap hasil pengamatan
sudah mengandung unsur penafsiran.
• Tidak ada pengamatan yang sepenuhnya netral
• Namun dalam memberikan deskripsi dengan sengaja
kita batasi penafsiran bahkan sedapat mungkin menjauhi
unsur penafsiran.
SISTEMATIKA CATATAN
• Sistematika dengan penggunaan kode memudahkan peneliti untuk
menemukan data kembali yang berkenaan dengan hal tertentu
untuk diolah dalam bentuk laporan.
• Laporan hendaknya ditik dengan menggunakan hanya kirakira
setengah dari halaman kertas, sehingga setengah lagi dijadikan
margin yang cukup lebar tempat tambahan komentar atau ulasan.
• Salah satu sistematik pengkodean yang sangat sederhana ialah
sebagai berikut: deskripsi diberi kode yang mulai dengan huruf D
disertai oleh indikator tentang hal yang diobservasi
• Sedangkan komentar atau tafsiran diberi kode R kependekan
refleksi atau pemikiran atau pandangan,
• Refleksi adalah pemikiran, tafsiran atau komentar
tentang apa yang diamati.
• Peneliti mengolah apa yang diobservasi, ia mencari
maknanya, untuk kemudian menemukan pola atau
thema rangkaian kejadian-kejadian.
• Timbul hipotesis dan teori padanya yang mungkin dapat
digunakannya untuk memahami peristiwa.
• Atau ia memikirkan metode lain untuk mengadakan
pengamatan yang lebih serasi dalam pengumpulan data.
• Agar pemikirannya lebih sistematis ia mengadakan kode
mengenai apa yang dipikirkan atau ditafsirkannya.
Contoh Kode
• DP Deskripsi Partisipan
• DD Deskripsi Dialog
• DLF Deskripsi Lingkungan Fisik
• DK Deskripsi Kejadian-kejadian
• DH Deskripsi Hubungan dengan partisipan atau orang
lain
• RR Refleksi ten tang apa yang dirasakan oleh peneliti
• RA Refleksi Analisis
• RM Refleksi Metodologi
• RJ Refleksi Penjelasan
• RE Refleksi Etis
• DP Deskripsi Partisipan berkenaan
dengan keterangan tentang. partisipan atau
responden atau orang-orang lain yang dihadapi
dalam penelitian, misalnya mengenai usianya,
wajahnya, tubuhnya, caranya berpakaian,
bertindak, bicara, jenis kelamin, sikapnya dan
sebagainya.
• DD Deskripsi Dialog berkenaan dengan
percakapan antara peneliti dengan responden
atau orang lain, juga antara orang-orang yang
ada hubungannya dengan topik penelitian 
sedapat mungkin percakapan dicatat menurut
apa yang sesungguhnya diucapkan.
• DLF - Deskripsi Lingkungan Fisik mengenai keterangan
tentang lokasi, gedung, ruangan, pekarangan, perabot,
fasilitas,
kebersihan, ventilasi, temp at parkir, ruangan
guru, perpustakaan, dan sebagainya  Membuat peta
lokasi dapat memperjelas keterangan itu.
• DK Deskripsi Kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, apa
saja yang terjadi, seperti tindakan guru, perbuatan
siswa, pelajaran yang berlangsung, hukuman yang
diberikan, apa yang terjadi di dalam dan di luar kelas,
dan sebagainya.
• DH Deskripsi Hubungan peneliti dengan partisipan,
guru, siswa, pegawai, dan orang-orang lain yang pernah
dijumpai peneliti berhubung dengan penelitiannya.
RA - Refleksi Analisis.
• Dalam penelitian naturalistik analisis dilakukan sejak awal
pengumpulan data.
• Data harus dianalisis dalam usaha untuk mencari maknanya,
walaupun masih bersifat sementara.
• Analisis akan mendorong merumuskan pertanyaan baru yang
memerlukan data baru yang dapat lebih memantapkan tafsiran atau
justru membantah tafsiran itu.
• Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara data yang
tadinya lepas-lepas.
• Hubungan yang sering tampil menunjukkan adanya suatu pola yang
dapat merupakan petunjuk ke arah suatu teori.
• RR - Refleksi peRasaan pengamat, bagaimana
perasaan pengamat serta prasangka dan sikapnya
terhadap responden.  sebagai human instrument ia
harus sadar akan kemungkinan adanya kekurangannya
yang dapat merugikan pengumpulan dan penafsiran
data.
• RM - Refleksi Metodologi. Melaksanakan penelitian
naturalistik bukan mengikuti langkah-langkah yang telah
ditetapkan sebelumnya.
• Metode penelitian tidak dapat dipastikan akan tetapi
harus lagi dipikirkan setiap kali dihadapi situasi baru.
• Metode apa yang dijalankan harus dicantumkan dalam
RM ini.
• RJ Refleksi PenJelasan  Bila ada hal-hal yang perlu
mendapat penjelasan, misalnya mengenai sejarah, latar
"belakang lembaga, dan sebagainya itu dapat
dimasukkan dalam bagian ini.
• RE - Refleksi Etis  Penelitian harus memegang teguh
normanorma
penelitian, harus dijaga betul agar nama
baik responden
jangan tercemar dengan misalnya
memberi nama samaran.
• Bahkan lokasi penelitian pun perlu dirahasiakan.
Pelaksanaan penelitian sendiri harus terbuka jangan
secara
tersembunyi seperti yang dilakukan oleh matamata

Daftar Pustaka:
Tjutju Soendari, Jurusan PLB FIP UPI, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032-TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_Perkuliahan/Penelitian_PKKh/CATATAN_LAPANGAN.ppt_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf, (28-11-2011)

No comments:

Post a Comment