Definisi FGD
Focus Group Discussion (FGD) merupakan bentuk penelitian kualitatif
di mana sekelompok orang yang bertanya tentang sikap mereka terhadap
produk, layanan, konsep, iklan, ide, atau kemasan. Pertanyaan diminta
dalam grup pengaturan interaktif dimana peserta bebas untuk berbicara
dengan anggota kelompok lainnya.
Dalam FGD biasanya terdapat suatu topik yang dibahas dan didiskusikan bersama. Prinsip-prinsip FGD di antaranya:
1 FGD adalah kelompok diskusi
bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang tidak dimiliki
oleh metode riset kualitaif lainnya (wawancara mendalam atau observasi)
adalah interaksi! Hidup mati sebuah FGD terletak pada ciri ini.
Tanpa interaksi sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara
terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila
moderator cenderung selalu mengkonfirmasi setiap topik satu per satu
kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta
responnya untuk setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok.
Komunikasi hanya berlangsung antara moderator dengan informan A,
informan A ke moderator, lalu moderator ke informan B, informan B ke
moderator, dst. Yang seharusnya terjadi adalah moderator lebih banyak
“diam” dan peserta FGD lebih banyak omong alias “cerewet”. Kondisi
idealnya, Informan A merespon topik yang dilemparkan moderator, disambar
oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan
A, didukung oleh informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya
ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif,
hidup, dinamis!
2. FGD adalah group
bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan prinsip sebelumnya.
Agar terjadi dinamika kelompok, moderator harus memandang para peserta
FGD sebagai suatu group, bukan orang per orang. Selalu melemparkan topik
ke “tengah” bukan melulu tembak langsung ke peserta FGD.
3. FGD adalah diskusi terfokus
bukan diskusi bebas. Prinsip ini melengkapi prinsip pertama di atas.
Diingatkan bahwa jangan hanya mengejar interaksi dan dinamika kelompok,
kalau hanya mengejar hal tersebut diskusi bisa berjalan ngawur. Selama
diskusi berlangsung moderator harus fokus pada tujuan diskusi, sehingga
moderator akan selalu berusaha mengembalikan diskusi ke “jalan yang
benar”. Moderator memang dituntut untuk mencairkan suasana (ice breaking) agar diskusi tidak berlangsung kaku, namun kadang-kadang proses ice breaking
ini kelamaan, moderator ikut larut dalam “keceriaan” kelompok, ber
ha-ha-hi-hi, dan baru tersadar ketika masih banyak hal yang belum
tergali, sementara para peserta sudah mulai kehilangan “energi”.
FGD
seringkali digunakan dalam diskusi produk pemasaran. Namun beberapa
kali FGD gagal menghasilkan produk baru. Kegagalan tersebut disebabkan
beberapa faktor:
1. Karakter konsumen.
Konsumen jarang membuat keputusan untuk membeli produk atau memilih
jasa dalam sebuah kelompok, apalagi mendiskusikannya dengan orang asing
yang baru dikenal. Selama ini asumsi yang berlaku di FGD adalah bahwa
sebuah kelompok fokus merupakan miniatur pasar, di mana konsumen
berinteraksi satu sama lain, sharing dan akhirnya memutuskan mana produk
yang patut dibeli. Asumsi ini mungkin benar berlaku dalam kondisi nyata
di pasar. Namun yang terjadi di FGD tidak demikian. FGD adalah sebuah
proses pemaksaan terjadinya sebuah konsensus sesegera mungkin antara
orang-orang yang baru beberapa saat lalu dikenal.
2. Dinamika kelompok.
Salah satu kriteria sebuah FGD disebut sukses adalah jika terjadi
dinamika dalam kelompok tersebut, artinya suasana diskusi hidup, hangat,
antusias, penuh lontaran ide dan umpan balik antara anggota kelompok.
Tapi menurut David Minter dan Michael Reid, dinamika yang terjadi saat
kelompok fokus adalah semu. Yang sebenarnya terjadi adalah : peserta
saling “mencontek” pendapat satu sama lain, atau memberikan jawaban
normatif atau hanya duduk diam membisu seribu bahasa selama diskusi
berlangsung untuk menghindari perselisihan dengan anggota kelompok
lainnya. Atau karena kehadiran si “mulut besar” yang mendominasi diskusi
sehingga peserta lain enggan, malas atau minder karena malu pendapatnya
dinilai tidak cerdas.
3. Keterbatasan waktu. Mengapa
metode FGD sangat populer dan banyak dipilih oleh kalangan pemasaran?
Karena FGD cepat menghasilkan temuan dan relatif murah. Nah keunggulan
dari sisi kecepatan ini justru menjadi kelemahan fatal dari FGD. David
Minter dan Michael Reid menyebutkan bahwa tuntutan hasil
secepat-cepatnya dari sebuah FGD menghasilkan pemahaman yang dangkal
terhadap target pasar. Waktu selama kurang lebih 2 jam belumlah cukup
menghasilkan sebuah insight yang briliant dan inovatif bagi pengembangan
produk baru. Ini dilematis, karena jika waktu diskusi ditambah maka
peserta akan mengalami sindrom respondent fatigue.
Ada beberapa jenis FGD, yakni:
1. Two-way focus group (FGD dua arah) - satu kelompok disaksikan kelompok lain dan membahas diamati interaksi dan kesimpulan
2. Dual moderator focus group
(Dual moderator fokus grup) - moderator memastikan satu sesi
berlangsung lancar, sementara yang lain memastikan bahwa semua topik
yang dibahas
3. Dueling moderator focus group - dua moderator berada pada sisi yang berlawanan saat berdiskusi.
4. Respondent moderator focus group - satu atau lebih dari responden diminta untuk bertindak sebagai moderator sementara
5. Client participant focus groups - satu atau lebih perwakilan klien berpartisipasi dalam diskusi, baik tertutup ataupun terbuka
6. Mini focus groups - kelompok yang terdiri dari empat atau lima anggota bukan 8 sampai 12
7. Teleconference focus groups –FGD yang menggunakan jaringan telepon
8. Online focus groups (FGD online) – menggunakan internet
Tujuan FGD
Biasanya
FGD digunakan oleh praktisi periklanan dan pemasaran untuk memperoleh
hasil yang baik. Dalam dunia pemasaran, FGD dipandang sebagai alat
penting untuk mendapatkan umpan balik mengenai produk-produk baru, serta
berbagai topik. Secara khusus, FGD memungkinkan perusahaan yang ingin
mengembangkan, paket, nama, atau tes pasar produk baru, mendiskusikan,
melihat, dan / atau menguji produk baru sebelum dibuat tersedia untuk
umum. Hal ini dapat memberikan informasi berharga tentang potensi pasar
terhadap produk.
Dalam
ilmu sosial dan perencanaan perkotaan, FGD memungkinkan orang untuk
belajar di alam pengaturan yang lebih dari satu-ke-satu wawancara. Dalam
kombinasi dengan pengamatan peserta, FGD dapat digunakan untuk
mendapatkan akses ke berbagai kelompok sosial dan budaya, memilih situs
untuk belajar, sampel dari situs tersebut, dan meningkatkan masalah tak
terduga untuk eksplorasi. FGD memiliki ide yang mudah dimengerti dan hasil
yang terpercaya. FGD yang rendah dalam biaya, satu dapat memperoleh
hasil yang relatif cepat, dan mereka dapat meningkatkan ukuran sampel
laporan dengan berbicara dengan beberapa orang sekaligus. (Berdasarkan:
Marshall and Rossman, Designing Qualitative Research , 3rd Ed. London:
Sage Publications, 1999, p. 115).
FGD
tradisional dapat memberikan informasi yang akurat, dan tidak terlalu
mahal dibanding daerah lain bentuk tradisional penelitian pemasaran.
Bisa menimbulkan biaya yang signifikan jika sebuah produk untuk
dipasarkan di seluruh negara, akan sangat penting untuk mengumpulkan
responden lokal dari berbagai negara tentang
produk baru yang mungkin berbeda-beda karena pertimbangan geografis.
Hal ini akan memerlukan cukup besar dalam pengeluaran biaya perjalanan
dan penginapan. Selain itu, lokasi FGD tradisional mungkin atau tidak
mungkin berada di tempat yang nyaman untuk klien tertentu, sehingga
klien perwakilan mungkin harus mendatangkan biaya perjalanan dan
penginapan juga. Penggunaan FGD terus berkembang seiring waktu dan menjadi semakin meluas
Contoh FGD
Berikut ini beberapa judul FGD:
1.
Focus Group Discussion: Mendorong Transparansi, Akuntabilitas, dan
Partisipasi sebagai Upaya Pencegahan Korupsi dalam Pengadaan Logistik
Pemilu 2009
2. Focus Group Discussion Akses Informasi di Kementerian Lingkungan Hidup
3. Focus Group Discussion FOSS Development
4. Focus Group Discussion RUU KUHP
5. Focus Group Discussion (FGD) Internal Bappenas
6. Focus Group Disscussion (FGD) khusus bidang ritel
7. Focus Group Discussion (FGD) Project Environmental Sector Programme 2 (ESP2) Kehutanan
8. Focus Group Discussion tentang supremasi hukum
http://komunitas.muslimblog.net
Downloaded from: http://luzman-interisti.blogspot.com/2008/12/focus-group-discussion.html (30-11-2011)
No comments:
Post a Comment